MUSIM 2
MUSIM GEMERETAK TANAH
taring kemarau mengerkah
menggigit tubuh tanah yang makin dihisap matahari
rumput-rumput yang enggan tersenyum kini
dan burung-burung melayang murung di langit
dinihari tanah-tanah gemeretak
sementara kodok, kerbau dan nyamuk
merayap terbang ke angkasa berdebu
tubuh-tubuh kurus kurang makan
dan kubangan iu kini tinggal cekungan tanah kering
yang dalam.
7 Ramadhan 1429 H/7 september 2008
MUSIM MENUNGGU
di batang-batang senja
musim menunggu hujan reda
seperti kegelapan yang ingin berakhir
menunggu cahaya
lalu azan tiba-tiba memburu
melilit waktu dengan cahayamu
kaki-kaki berselempang cahaya
mendaki ke puncak-puncak
menampung sinar –
dari 'arasymu
7 Ramadhan 1429 H/7 september 2008
MUSIM DUKA
orang-orang bersedih
kehilangan anggota jiwa mereka
ini musim duka
warna kuning berkibar di sudut-sudut kota
hari pencahayaan bagi manusia
segelintir orang-orang bersedih
karena kehilangan kau
karena cahaya lenyap di dada
tapi mereka tak mampu menangis
akhirnya mereka berduka
mengharap kau datang – melayang di malam
sunyi membayang
bagi sebagian orang – betapa berat
kehilangan kekasih
dibanding kehilangan anggota jiwa
karena jiwa kembali kepadamu kasih
ini musim berganti
antara datang dan pergi
datanglah kembali kekasih
aku rindu
akhirnya aku sangat berduka
karena kau tak kunjung datang juga
7 Ramadhan 1429 H/7 september 2008
MUSIM TEMPIAS
bila musim tempias
di permukaan zaman
kita berangkat ke tanah suci
berpesta besamamu kasih
o betapa indahnya tanah air ibrahim
yang dilewati ratusan ribu tahun
kuikuti jejak-jejak para nabi
yang berlari mengikuti cahayamu
lalu ayat-ayat itu diterima dengan ruh gemetar
seperti penyair yang gemetar menerima ilham dari tuhannya
tapi nabi bukan penyair - terlalu hina derajat itu bagi kekasihmu
karena nabi selalu menjunjung cahayamu
mondar-mandir antara bait al-maqdis dan makkah
penyair senantiasa menjunjung apimu
yang bergejolak di lembah-lembah.
bila musim kian ranggas
tahajudmu yang istiqamah
kukuhkan!
kita bernyanyi di malam sunyi
kembali lagi bersimpuh
di hadapan kekasih!
7 Ramadhan 1429 H/7 september 2008
MUSIM LAUT MENGGEMURUH
kubakar lautan itu
dengan tumpahan airmataku
malam tengah menggelombang lautan ether
dan kabut hitam dan padatan putih
menggumpal antara planet dan bintang-bintang
mencakar iblis dengan sinarnya
di antara dua pelabuhan yang berjarak sangat jauh
ada gelombang sinyal
mengantarkan cinta kasihmu kepada hamba-hambamu
lalu jibril mengelus kepalanya
seperti kekasih mengelus-elus ruhnya
dengan lembut
kucakar wajah nafsuku
dengan tumpahan busa zikirku
yang meluap di sloki-sloki abadi
musim ruh menggemuruh melafazkan istighfar kabir
sebagai laut menggemuruhkan kemarahan
kepada dua insan yang terhanyut
bisikan-bisikan!
7 Ramadhan 1429 H/7 september 2008
MUSIM YANG TERSUNGKUR
telah runtuh musim-musim yang berjaya
ini musim kerendahan jiwa
saat ruh-ruh memetamorfosakan dirinya
sebagai hamba
tersungkurlah musim-musim kejayaan
yang tiada satupun tempat bagi tuhan
kecuali kuburan, rumah ibadah atau orang-orang sibuk berdoa
selebihnya adalah dunia
yang membangga-banggakan kehebatan dirinya, otaknya,
hasil kerja dan kelelebihan-kelebihan nafsunya
musim-musim yang tersungkur
ketika kejayaan terpapas di bawah reruntuhan peradaban
dan tuhan bekerja sama dengan para hambanya
menyusun waktu
musim-musim yang terlanjur fana
dijelmakan dengan keabadian cinta
merapatkan ruh-ruh
ke kapal-kapal yang berlayar
berlabuh di cahaya 'arasymu
7 Ramadhan 1429 H/7 september 2008
MUSIM LAMBAIKAN TANGAN
turut perintahnya
adalah turut melambaikan tangan
menjawab kasih-cintanya
yang tak terhitung jumlah taburannya
kau selalu melambaikan tangan kasihmu
kepada hamba dan makhlukmu
tapi sedikit yang melambaikan kembali
menjawab lambaian indahmu
kapan musim lambaian tangan
memenuhi alam semesta
esok atau lusa
hari ini juga banyak yang melambaikan tangannya
kepadamu kasih
hanya wali yang tahu siapa wali
hanya gelap yang mengerti
betapa gelap lorong-lorong
dalam nadi-nadi ruhmu
Ramadhan 1429 H/7 september 2008
TENGADAH PADA MUSIM
mereka yang tengadah pada bekas cahaya
yang berpendar ribuan tahun lalu
masih berkutat di situ
lihatlah segelintir hamba yang sibuk
bergelantung pada cahayanya
meninggalkan ribuan tahun dan mereka telah tiada di sini
tapi tubuhnya masih mewujud di bumi
ada orang-orang yang tengadah pada musim
lalu berkoar tentang pencapaian terakhir
: inilah musim gugur, daun-daun bertabur
ada orang-orang yang tak pernah mengklaim betapa jauh pencapaian
mereka ada di pusat cahaya
membiarkan orang-orang membusungkan dada
ruh-ruh yang tak pernah bermetamorfosa
adalah raja realitas fisika!
8 Ramadhan 1429 H/ 8 september 2008
KEMBARAKU - MUSIMKU
kembaraku adalah musimku
lemahku adalah ruhku
hinaku adalah jasadku
zikirku adalah tugasku
musimku kembaraku
tiada yang mengembara kecuali mengikuti musim
jika musim kembara telah sirna
kita berada di padang savana
ketika kekasih bertahta sebagai raja
rabiah al-adawiyah datang mempersembahkan cintanya
surga atau neraka
rabiah tak pernah peduli akan nikmat atau siksanya
yang dia tuju hanya berjumpa dengan kekasihnya
8 Ramadhan 1429 H/ 8 september 2008
MUSIM YANG MENGEMBARA
kaulah musim yang mengembara di semua zaman
menjatuhkan jutaan ruh
dan memanggilnya kembali
dari peraduannya yang materi dan tertipu di bumi
musim-musim yang berkata kepada setiap manusia :
"dia ada dan memastikan kehidupan
semua ciptaannya
dia mengawasi segala gerak-gerik mereka
seperti kucing
mengawasi tikus tangkapannya"
dia mengembara ke segala waktu dan penjuru
dia adalah musim yang terjaga!
9 Ramadhan 1429H / September 2008
.
MUSIM 2
MUSIM GEMERETAK TANAH
taring kemarau mengerkah
menggigit tubuh tanah yang makin dihisap matahari
rumput-rumput yang enggan tersenyum kini
dan burung-burung melayang murung di langit
dinihari tanah-tanah gemeretak
sementara kodok, kerbau dan nyamuk
merayap terbang ke angkasa berdebu
tubuh-tubuh kurus kurang makan
dan kubangan iu kini tinggal cekungan tanah kering
yang dalam.
7 Ramadhan 1429 H/7 september 2008
MUSIM MENUNGGU
di batang-batang senja
musim menunggu hujan reda
seperti kegelapan yang ingin berakhir
menunggu cahaya
lalu azan tiba-tiba memburu
melilit waktu dengan cahayamu
kaki-kaki berselempang cahaya
mendaki ke puncak-puncak
menampung sinar –
dari 'arasymu
7 Ramadhan 1429 H/7 september 2008
MUSIM DUKA
orang-orang bersedih
kehilangan anggota jiwa mereka
ini musim duka
warna kuning berkibar di sudut-sudut kota
hari pencahayaan bagi manusia
segelintir orang-orang bersedih
karena kehilangan kau
karena cahaya lenyap di dada
tapi mereka tak mampu menangis
akhirnya mereka berduka
mengharap kau datang – melayang di malam
sunyi membayang
bagi sebagian orang – betapa berat
kehilangan kekasih
dibanding kehilangan anggota jiwa
karena jiwa kembali kepadamu kasih
ini musim berganti
antara datang dan pergi
datanglah kembali kekasih
aku rindu
akhirnya aku sangat berduka
karena kau tak kunjung datang juga
7 Ramadhan 1429 H/7 september 2008
MUSIM TEMPIAS
bila musim tempias
di permukaan zaman
kita berangkat ke tanah suci
berpesta besamamu kasih
o betapa indahnya tanah air ibrahim
yang dilewati ratusan ribu tahun
kuikuti jejak-jejak para nabi
yang berlari mengikuti cahayamu
lalu ayat-ayat itu diterima dengan ruh gemetar
seperti penyair yang gemetar menerima ilham dari tuhannya
tapi nabi bukan penyair - terlalu hina derajat itu bagi kekasihmu
karena nabi selalu menjunjung cahayamu
mondar-mandir antara bait al-maqdis dan makkah
penyair senantiasa menjunjung apimu
yang bergejolak di lembah-lembah.
bila musim kian ranggas
tahajudmu yang istiqamah
kukuhkan!
kita bernyanyi di malam sunyi
kembali lagi bersimpuh
di hadapan kekasih!
7 Ramadhan 1429 H/7 september 2008
MUSIM LAUT MENGGEMURUH
kubakar lautan itu
dengan tumpahan airmataku
malam tengah menggelombang lautan ether
dan kabut hitam dan padatan putih
menggumpal antara planet dan bintang-bintang
mencakar iblis dengan sinarnya
di antara dua pelabuhan yang berjarak sangat jauh
ada gelombang sinyal
mengantarkan cinta kasihmu kepada hamba-hambamu
lalu jibril mengelus kepalanya
seperti kekasih mengelus-elus ruhnya
dengan lembut
kucakar wajah nafsuku
dengan tumpahan busa zikirku
yang meluap di sloki-sloki abadi
musim ruh menggemuruh melafazkan istighfar kabir
sebagai laut menggemuruhkan kemarahan
kepada dua insan yang terhanyut
bisikan-bisikan!
7 Ramadhan 1429 H/7 september 2008
MUSIM YANG TERSUNGKUR
telah runtuh musim-musim yang berjaya
ini musim kerendahan jiwa
saat ruh-ruh memetamorfosakan dirinya
sebagai hamba
tersungkurlah musim-musim kejayaan
yang tiada satupun tempat bagi tuhan
kecuali kuburan, rumah ibadah atau orang-orang sibuk berdoa
selebihnya adalah dunia
yang membangga-banggakan kehebatan dirinya, otaknya,
hasil kerja dan kelelebihan-kelebihan nafsunya
musim-musim yang tersungkur
ketika kejayaan terpapas di bawah reruntuhan peradaban
dan tuhan bekerja sama dengan para hambanya
menyusun waktu
musim-musim yang terlanjur fana
dijelmakan dengan keabadian cinta
merapatkan ruh-ruh
ke kapal-kapal yang berlayar
berlabuh di cahaya 'arasymu
7 Ramadhan 1429 H/7 september 2008
MUSIM LAMBAIKAN TANGAN
turut perintahnya
adalah turut melambaikan tangan
menjawab kasih-cintanya
yang tak terhitung jumlah taburannya
kau selalu melambaikan tangan kasihmu
kepada hamba dan makhlukmu
tapi sedikit yang melambaikan kembali
menjawab lambaian indahmu
kapan musim lambaian tangan
memenuhi alam semesta
esok atau lusa
hari ini juga banyak yang melambaikan tangannya
kepadamu kasih
hanya wali yang tahu siapa wali
hanya gelap yang mengerti
betapa gelap lorong-lorong
dalam nadi-nadi ruhmu
Ramadhan 1429 H/7 september 2008
TENGADAH PADA MUSIM
mereka yang tengadah pada bekas cahaya
yang berpendar ribuan tahun lalu
masih berkutat di situ
lihatlah segelintir hamba yang sibuk
bergelantung pada cahayanya
meninggalkan ribuan tahun dan mereka telah tiada di sini
tapi tubuhnya masih mewujud di bumi
ada orang-orang yang tengadah pada musim
lalu berkoar tentang pencapaian terakhir
: inilah musim gugur, daun-daun bertabur
ada orang-orang yang tak pernah mengklaim betapa jauh pencapaian
mereka ada di pusat cahaya
membiarkan orang-orang membusungkan dada
ruh-ruh yang tak pernah bermetamorfosa
adalah raja realitas fisika!
8 Ramadhan 1429 H/ 8 september 2008
KEMBARAKU - MUSIMKU
kembaraku adalah musimku
lemahku adalah ruhku
hinaku adalah jasadku
zikirku adalah tugasku
musimku kembaraku
tiada yang mengembara kecuali mengikuti musim
jika musim kembara telah sirna
kita berada di padang savana
ketika kekasih bertahta sebagai raja
rabiah al-adawiyah datang mempersembahkan cintanya
surga atau neraka
rabiah tak pernah peduli akan nikmat atau siksanya
yang dia tuju hanya berjumpa dengan kekasihnya
8 Ramadhan 1429 H/ 8 september 2008
MUSIM YANG MENGEMBARA
kaulah musim yang mengembara di semua zaman
menjatuhkan jutaan ruh
dan memanggilnya kembali
dari peraduannya yang materi dan tertipu di bumi
musim-musim yang berkata kepada setiap manusia :
"dia ada dan memastikan kehidupan
semua ciptaannya
dia mengawasi segala gerak-gerik mereka
seperti kucing
mengawasi tikus tangkapannya"
dia mengembara ke segala waktu dan penjuru
dia adalah musim yang terjaga!
9 Ramadhan 1429H / September 2008
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar